Rabu, 30 Maret 2011

WAHYU ALLOH KEPADA NABI

Hakikat Wahyu.
Semakin lama manusia semakin cerdas. diiringi pesatnya teknologi, perkembangan ilmu, kemampuan mengeskplorasi bumi, laut dan langit. Semuanya itu membantu menyapu keraguan manusia akan hakikat wahyu. Bagi manusia yang berpikir, eksistensi dunia gaib tak ubahnya dunia nyata. bedanya eksplorasi dan pemahaman kita akan dunia gaib ini begitu lambatnya disbanding dengan yang telah kita capai pada dimensi nyata. Hipnotis kini adalah hal lumrah, yang mana orang berkemauan lebih kuat dapat memaksakan kemauannya kepada orang yang lebih lemah, hingga si lemah tertidur dan ia dikemudikan secara mudahnya oleh kehendak orang yang menghipnotisnya. ini terjadi antara manusia, nah bayangkan begitu mudahnya hal serupa terjadi antara Tuhan dengan mahluknya.Telepon, televisi dan segala jenis alat komunikasi menjadi terealisir dengan pemahaman manusia akan gelombang eter, frekwensi, satelit dsb. Komunikasi dua orang yang terpisah laut dan gunung dapat berjalan sedemikan lancarnya. apabila fakta ini menjadi biasa, maka komunikasi antara Tuhan dan Nabinya jadi mudah dicerna dan diakui adanya. Rasulullah SAW bukanlah manusia pertama yang mendapatkan wahyu, Allah telah melakukan hal serupa kepada Rasulrasul sebelum beliau SAW,
Alloh SWt. Berfirman : "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabinabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. dan (kami telah mengutus) Rasulrasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasulrasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung". (QS AnNisa' [4] ; 163164)

Pengertian Wahyu

Menurut bahasa wahyu dapat berarti :
1. Ilham (Fitrah) bagi manusia seperti wahyu kepada ibunya musa. (Al-Qosos : 7 )
2. Ilham (Instink) bagi hewan seperti wahyu kepada lebah. ( An-Nahl : 68 )
3. Isyarat yang cepat, seperti yang di alami Nabi Zakaria. ( Maryam : 11 )
4. Bisikan dan godaan syetan ( Al-An’am : 112, 121 )
5. Sesuatu ( Perintah kepada para malaikat ). ( Al-Anfal : 12 )
              
Sedangkan wahyu menurut istilah adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabinya. Syeikh Muhammad Abduh dalam risalah tauhidnya, mendefinisikan wahyu dengan : “Pengetahuan yang didapat seseorang dengan penuh keyakinan bahwa itu datang dari Allah baik dengan atau tanpa perantara.”
Ulama berpendapat tentang bagaimana malaikat jibril mendapat wahyu dari Allah berupa Al-Qur’an :
1. Jibril mendapatkannya dengan cara mendengar dari Allah dengan lafadz yang khusus
2. Jibril menghafalnya dari Lauhil Mahfuz
3. Jibril mendapatkan maknanya dan lafaznya dari jibril sendiri atau dari Muhammad SAW.
AlWahyu adalah kata dalam bahasa arab yang artinya tersembunyi dan cepat. atas dasar ini para ulama secara bahasa mendifinisikan wahyu sebagai " Apa yang dibisikkan ke dalam sukma, yang diilhamkan, dan merupakan isyarat yang cepat yang lebih mirip pada sesuatu yang dirahasiakan daripada dilahirkan; sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah SWT ke dalam dada para nabiNya. Wahyu merupakan kebenaran yang langsung disampaikan Allah SWT kepada para nabiNya.”
Allah SWT telah menerangkan dalam Alquran cara memberitahukan para nabiNya mengenai apa yang dikehendakiNya, dengan firmanNya: “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkatakata dengan dia kecuali dengan perantaraan Wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki...” (QS.42:51
Allah SWT telah menerangkan dalam Alquran cara memberitahukan para nabiNya mengenai apa yang dikehendakiNya, dengan firmanNya: “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkatakata dengan dia kecuali dengan perantaraan Wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki...” (QS.42:51).).
Dari kandungan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT menurunkan wahyuNya kepada nabi dan rasul dengan tiga cara :
1. Allah SWT memberi pengetahuan dengan tidak memakai perantaraan. Pengetahuan itu tibatiba dirasakan seseorang dan timbul dalam dirinya secara tibatiba sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. Mimpi nabi yang benar (sadiqah) termasuk dalam bagian ini. Wahyu yang seperti ini telah diterima Nabi Ibrahim AS, yaitu tentang perintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail AS. Hal ini juga terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW di masa permulaan turunnya wahyu.
2. Memperdengarkan suara dari belakang tabir dan nabi mendengar wahyu dari belakang tabir itu. Hal ini diperoleh Nabi Musa AS di Bukit Tursina (Gunung Sinai) dan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan isra mi’raj.
3. Mengutus Malaikat Jibril (sebagai pembawa wahyu), yang disebut dalam Alquran sebagai arRuh alAmin atau Rohul Kudus. Dalam surah asySyu’ara ayat 192195 Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan sesungguhnya Alquran ini benarbenar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh arRuh alAmin (Jibril); ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orangorang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
Malaikat Jibril kadangkala mendatangi Muhammad SAW dengan menyerupai seorang lakilaki yang tampan. Di saat lain Jibril memperlihatkan dirinya dalam bentuk yang asli, yang memiliki enam ratus sayap. Tak ragu lagi Alquran memang menjadi fokus perhatian para Sahabat, Tabiin dan generasi sesudahnya. Ini terbukti dari hasil penelitian mereka berkenaan dengan Alquran. Hasil kajian mereka memang menjadi pilarpilar penting yang jadi acuan kaum muslimin yang peduli terhadap interaksi dengan Alquran karena kesadaran bahwa kalam Allah adalah cahaya benderang petunjuk dan penuntun jalan kehidupan ini.

WAHYU ALLOH KEPADA NABI

Hakikat Wahyu.
Semakin lama manusia semakin cerdas. diiringi pesatnya teknologi, perkembangan ilmu, kemampuan mengeskplorasi bumi, laut dan langit. Semuanya itu membantu menyapu keraguan manusia akan hakikat wahyu. Bagi manusia yang berpikir, eksistensi dunia gaib tak ubahnya dunia nyata. bedanya eksplorasi dan pemahaman kita akan dunia gaib ini begitu lambatnya disbanding dengan yang telah kita capai pada dimensi nyata. Hipnotis kini adalah hal lumrah, yang mana orang berkemauan lebih kuat dapat memaksakan kemauannya kepada orang yang lebih lemah, hingga si lemah tertidur dan ia dikemudikan secara mudahnya oleh kehendak orang yang menghipnotisnya. ini terjadi antara manusia, nah bayangkan begitu mudahnya hal serupa terjadi antara Tuhan dengan mahluknya.Telepon, televisi dan segala jenis alat komunikasi menjadi terealisir dengan pemahaman manusia akan gelombang eter, frekwensi, satelit dsb. Komunikasi dua orang yang terpisah laut dan gunung dapat berjalan sedemikan lancarnya. apabila fakta ini menjadi biasa, maka komunikasi antara Tuhan dan Nabinya jadi mudah dicerna dan diakui adanya. Rasulullah SAW bukanlah manusia pertama yang mendapatkan wahyu, Allah telah melakukan hal serupa kepada Rasulrasul sebelum beliau SAW,
Alloh SWt. Berfirman : "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabinabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. dan (kami telah mengutus) Rasulrasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasulrasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung". (QS AnNisa' [4] ; 163164)

Pengertian Wahyu

Menurut bahasa wahyu dapat berarti :
1. Ilham (Fitrah) bagi manusia seperti wahyu kepada ibunya musa. (Al-Qosos : 7 )
2. Ilham (Instink) bagi hewan seperti wahyu kepada lebah. ( An-Nahl : 68 )
3. Isyarat yang cepat, seperti yang di alami Nabi Zakaria. ( Maryam : 11 )
4. Bisikan dan godaan syetan ( Al-An’am : 112, 121 )
5. Sesuatu ( Perintah kepada para malaikat ). ( Al-Anfal : 12 )
              
Sedangkan wahyu menurut istilah adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabinya. Syeikh Muhammad Abduh dalam risalah tauhidnya, mendefinisikan wahyu dengan : “Pengetahuan yang didapat seseorang dengan penuh keyakinan bahwa itu datang dari Allah baik dengan atau tanpa perantara.”
Ulama berpendapat tentang bagaimana malaikat jibril mendapat wahyu dari Allah berupa Al-Qur’an :
1. Jibril mendapatkannya dengan cara mendengar dari Allah dengan lafadz yang khusus
2. Jibril menghafalnya dari Lauhil Mahfuz
3. Jibril mendapatkan maknanya dan lafaznya dari jibril sendiri atau dari Muhammad SAW.
AlWahyu adalah kata dalam bahasa arab yang artinya tersembunyi dan cepat. atas dasar ini para ulama secara bahasa mendifinisikan wahyu sebagai " Apa yang dibisikkan ke dalam sukma, yang diilhamkan, dan merupakan isyarat yang cepat yang lebih mirip pada sesuatu yang dirahasiakan daripada dilahirkan; sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah SWT ke dalam dada para nabiNya. Wahyu merupakan kebenaran yang langsung disampaikan Allah SWT kepada para nabiNya.”
Allah SWT telah menerangkan dalam Alquran cara memberitahukan para nabiNya mengenai apa yang dikehendakiNya, dengan firmanNya: “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkatakata dengan dia kecuali dengan perantaraan Wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki...” (QS.42:51
Allah SWT telah menerangkan dalam Alquran cara memberitahukan para nabiNya mengenai apa yang dikehendakiNya, dengan firmanNya: “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkatakata dengan dia kecuali dengan perantaraan Wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki...” (QS.42:51).).
Dari kandungan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT menurunkan wahyuNya kepada nabi dan rasul dengan tiga cara :
1. Allah SWT memberi pengetahuan dengan tidak memakai perantaraan. Pengetahuan itu tibatiba dirasakan seseorang dan timbul dalam dirinya secara tibatiba sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. Mimpi nabi yang benar (sadiqah) termasuk dalam bagian ini. Wahyu yang seperti ini telah diterima Nabi Ibrahim AS, yaitu tentang perintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail AS. Hal ini juga terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW di masa permulaan turunnya wahyu.
2. Memperdengarkan suara dari belakang tabir dan nabi mendengar wahyu dari belakang tabir itu. Hal ini diperoleh Nabi Musa AS di Bukit Tursina (Gunung Sinai) dan Nabi Muhammad SAW ketika melakukan isra mi’raj.
3. Mengutus Malaikat Jibril (sebagai pembawa wahyu), yang disebut dalam Alquran sebagai arRuh alAmin atau Rohul Kudus. Dalam surah asySyu’ara ayat 192195 Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan sesungguhnya Alquran ini benarbenar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh arRuh alAmin (Jibril); ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orangorang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
Malaikat Jibril kadangkala mendatangi Muhammad SAW dengan menyerupai seorang lakilaki yang tampan. Di saat lain Jibril memperlihatkan dirinya dalam bentuk yang asli, yang memiliki enam ratus sayap. Tak ragu lagi Alquran memang menjadi fokus perhatian para Sahabat, Tabiin dan generasi sesudahnya. Ini terbukti dari hasil penelitian mereka berkenaan dengan Alquran. Hasil kajian mereka memang menjadi pilarpilar penting yang jadi acuan kaum muslimin yang peduli terhadap interaksi dengan Alquran karena kesadaran bahwa kalam Allah adalah cahaya benderang petunjuk dan penuntun jalan kehidupan ini.

Selasa, 29 Maret 2011

PERBUATAN-PERBUATAN YANG MERUSAK AQIDAH

3. NIFAQ
            Nifaq menurut bahasa artinya menyembunyikan ,
Nifaq menurut istilah adalah menampakan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, pelakunya disebut MUNAFIQ.
            Munafiq adalah orang yang secara zhahir adalah muslim karena telah mengucapkan dua kalimat syahadat, namun dihatinya tetap bukn muslim karena membenci Islam dank um muslimin.
Nifaq terbagi 2
1. Nifaq Akbar (besar)
            Nifaq akbar adalah nifaq dalam urusan aqidah disebut juga nifaq I’tiqod. Yaitu ia meyatakan bahwa ia beriman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, Rasul-rasul dan hari kiamat, namun hatinya tetap menolak dan tidak beriman kepada apa yang telah ia nyatakan dengan lisannya. Pelaku nifaq ini dianggap keluar dari Islam dan akan kekal dineraka.
2. Nifaq Ashghor (kecil)
            Nifaq ashghor adalah nifaq dalam urusan amal, disebut juga nifaq amali. Yaitu menampakan ketaatan, dan keshalihannya dalam mengerjakan amal-amal Islam saat ramai dan banyak diketahui orang, namun bermalas-malasan dalam beramal saat sendirian di waktu sepi. Pelakunya tetap sebagai muslim namun di ancam masuk neraka seperti ma’shiyat-mas’shiyat lainnya.

Senin, 28 Maret 2011

PERBUATAN-PERBUATAN YANG MEMBATALKAN AQIDAH

2. KUFUR
            Kufur menurut bahasa artinya terhalang dan tertutup.
Menurut istilah kufur adalah lawan dari iman atau menolak kebenaran padahal ia tahu akan kebenaran itu. Pelakunya disebut KAFIR.
Kufur terbagi 2,
A. Kufur Akbar (Besar )
            Yaitu segala sesuatu yang menyalahi iman pelakunya di anggap keluar dari Islam, pahala dari amal yang telah dilakukannya terhapus dan ia akan kekal berada dalam neraka.
Ada 6 macam kufur besar
1. Kufur Inkar
            Yaitu mengingkari Allah dan tidak mau mengakui Rububiyah dan UluhiyahNya baik dengan hati maupun lidahnya. (Q.S. Al-Baqarah : 6)
2. Kufur Juhud (benci)
            Pada dasarnya ia mengenal dan mengakui Allah dan mengakui RububiyahNya dalam hatinya. Namun lidahnya tidak mau mengatakan dan mengakui isi hatinya. Seperti kufurnya Yahudi yang sebenarnya mengenal, meyakini  dan mengakui Allah dan Nbi Muhammad SWA. Namun ia membenci Muhammad karena ia bukan nabi dari golongan Yahudi sehingga mereka menyembunyikan kenabian Muhammad dan akhirnya mengingkari Allah.
            Imam Ibnu Qoyyim membagi kufur juhud kepada 2 bagian
a. Kufur Mutlak Umum
yaitu membenci sesuatu yang diturunkan Allah dan diutusnya para Rasul
b. Kufur Muqoyyad Khusus
Yaitu membenci suatu hokum dari hokum-hukum Allah, atau membenci sebagian yang halal yang dihalalkan Allah.
3. Kufur ‘Inad (Sombong)
            Yaitu meyakini dan  mengakui Allah dalam hatinya yang juga dinyatakan oleh lidahnya, namun ia tetap tidak mau beriman dan mengikutinya.
Kufur inilah yang dilakkukan oleh Iblis, Abu Tholib(paman Nabi) dan kafir Quraisy lainnya.
            Zaman sekarang ini kufur jenis ini banyak di lakukan oleh kaum Liberal yang menolak penerapan Syari’at islam dan pemberlakkuan hukum Islam di Indonesia.
4. Kufur I’rod (berpaling)
            Yaitu berpaling dari Nabi, ia tidak mendustakan Nabi tapi tidak pula membenarkannya, tidak mengikuti Nabi dan tidak pula memusuhinya.
5. Kufur Syak (ragu-ragu)
            Kufur jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang merasa ragu terhadap Islam, ia tidak menerima ataupun menolak ajaran Islam, karena keragu-raguan di hati mereka.
B.Kufur Ashghor (kecil)
            Kufur ashghor adalah menyalahi hokum-hukum dalam syari’at Islam dan melakukan amaln-amalan ma’shiyat yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Namun tetap mendapatkan ancaman masuk neraka walau tidak kekal didalamnya.
Beberapa contoh kufur ashghor
1. Kufur ni’mat
2. Meratapi mayit
3. Menghina nasab keturunan
4. ma’shiyat-ma’shiyat lainnya.
5. dll.

Minggu, 27 Maret 2011

PERBUATAN-PERBUATAN YANG MEMBATALKAN AQIDAH

1. SYIRIK 
            Syirik artinya membuat sekutu atau tandingan bagi Allah SWT. baik dalam RububiyahNya maupun UluhiyahNya.
Syirik terbagi 2,
A. Syirik Akbar
            Yaitu menjadikan sekutu bagi Allah atau menjadikan selain Allah sebagai tuhan yang disembah. Inilah kemusyrikan dan kezhaliman terbesar yang pelakunya tidak akan mendapat ampunan dari Allah jika ia mati dalam kemuyrikannya. Ia juga di anggap keluar dari Islam, pahala dariamal yang telah dilakukannya terhapus dan ia akan kekal berada dalam neraka.
Pelaku kemusyrikan ini disebut MUSYRIK
Macam-macam Syirik Akbar
1. Syirik dalam berdo’a
            Yaitu memohon dan bedo’a kepada selain Allah, atau berdo’a kepada Allah juga berso’a kepada yang lainnya. Seperti meminta pertolongan kepada dukun, para normal, kuburan para wali, pohon besar dll.
Larangan untuk berdo’a kepada selain Allah terdapat dalam Al-ur’an diantaranya Q.S. Yunus :106-107.
2. Syirik dalam beribadah
            Termasuk syirik dalam ibadah, adalah menyembah patung, berhala, matahari, bulan, api, batu besar, gunung, kuburan, dll. (Q.S. Az-Zumar : 3)
3. Syirik dalam syafa’at
            Yaitu meminta pertolongan (syafa’at) kepada yang tidak berhak memberi syafa’at, seperti para wali yang telah meninggal. Padahal wali yang telah meninggal tidak dapat memberi syafa’at dan tidak boleh meminta syfa’at kepadaNya.
Ada 3 syarat meminta syafa’at yang di bolehkan :
  1. Syafa’at (pertolongan) itu mungkin dilakukan pemberi syafa’at.
  2. Yang di beri syafa’at adalah orang muslim yang di ridhoi Allah untuk mendapat syafa’at.
  3. Pemberi syafa’at di izinkan oleh Allah untuk memberi syafa’at.
4. Syirik dalam keta’atan
            Keta’atan kepada Allah dan RasulNya adalah ketaatan mutlak tanpa syarat apapun. Sementara ketaatan kepada makhluk seperti guru, orang tua atau pemerintah adalah ketaatan bersyarat. Yaitu perintah tersebut tidak melanggar atau tidak bertentangan dengan perintah Allah dan RasulNya.
Rasulullah SAW.
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
“Tidak boleh taat kepada makhluk dalam berma’siyat kepada Allah”
Jika manusia mentaati makhluk seperti taatNya kepada Allah, atau bahkan melebihi taatnya kepada Allah, maka ia telah syirik.
5. Syirik dalam mencintai
            Diantara tuntunan tauhid adalah mencintai Allah secara utuh. Yaitu cinta dalam mentaati perintahNya dan cinta dalam meninggalkan laranganNya.
            Termasuk syirik adalah mencintai selian Allah melebihi cintanya kepad Allah.
B. Syirik Ashghor
            Syirik kecil adalah mengharapkan sesuatu baik pujian maupun imbalan dari makhluk, walaupun ia juga berharap pahala dari Allah. Syirik jenis ini juga disebut sebagai syirik amali, yang mengurangi kesempurnaan iman, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari iman dan islam. Namun demikian syirik ini adalah ma’siyat terbesar karena menyamakan Allah dengan yang lain.
            Termasuk dalam syirik kecil adalah
1. Riya’, yaitu beramal dengan harapan dilihat dan di puji oleh makhluk.
2. Sum’ah yaitu amal-amalnya selalu ingin didengar oleh orang lain.
3. Bersumpah bukan dengan nama Allah
4. Tawasulan
5. Membangun kuburan
6. Berlebihan dalam menghormati manusia
7. Mengagungkan patung dan gambar
8. Merayakan perayaan-perayaan bid’ah

Sabtu, 26 Maret 2011

BUAH DARI TAUHID ASMA WA SHIFAT

A. Asma’ul Husna
ولله الأسمآء الحسنى فادعوه بـها وذروا الذين يلحدون فى اسمآئه
“Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada Allah dengan menyebutnya, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam(menyebut) namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”.

Ayat yang agung ini menunjukan beberapa hal berikut :
1. Menetapkan bahwa Allah memiliki nama-nama yang sangat baik (Asma’ul Husna)
2. Semua nama-nama Allah adalah sangat baik
3. Allah memerintahkan hambaNya untukberdo’a dan bertawassul kepada Allah dengan menggunakan namaNya.
4. Allah mengancam orang yang ilhad yaitu orang-orang yang menyelewengkan nama-nama Allah yang baik itu kepada ma’na yang bathil.
B. Sifat-Sifat Allah
            Sifat-sifat Allah terbagi menjadi 2 bagian,
1.Sifat Dzatiyah
            Yaitu sifat-sifat yang selalu melekat pada Allah SWT. Sifat-sifat ini terpisah dengan DzatNya, Diantara sifat-sifat Dzatiyah adalah :
a. Ilmu  (mengetahui)
b. Qudrot  (kuasa)
c. As-Sam’u (mendengar)
d. Al-Bashor (melihat)
e. Al-‘Izzah (kemuliaan)
f. Al-Hikmah (bijaksana)
g. Al-‘Uluw (tinggi)
h. Al-‘Azhomah (keagungan)
i. Al-Wajah (wajah)
j. Al-Yadain (dua tangan)
k. Al-‘Ainain (dua mata)
2.Sifat-sifat Fi’liyah
            Sifat-sifat fi’liyah adalah sifat yang Allah perbuat jika berkehendak.
Contoh-contoh sifat fi’liyah antara lain :
a. Al-Istiwa ‘alal Arsy (bersemayam di Arsy)
b. Al-Hubb dan Ar-Ridho (mencintai dan meridhoi)
c. As-Sukhtu dan Al-Karahah (Murka dan benci)
d. Al-Ityan dan Al-Maji (datang)
e. Al-Farah (gembira)
f. BUAH TARBIYAH TAUHID ASMA WA SIFAT
1. Jika manusia tahu asma dan sifat Allah dan tahu arti dan maksudnya secara benar, maka iapun akan tahu keagungan Rabbnya, sehingga ia akan tunduk dan patuh terhdap perintahNya,takut akan murka dan siksaNya,berharaprahmat dankasih syangNya serta 2. khsyu’ dalam beribadah dan berdo’a memohon kepadaNya. 
2. Jika manusia tahu bahwa Allah Maha Dahsyat siksaNya,Maha Mendengar,dan Maha Melihat,maka ia akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan selalu menjaga diri dari ma’shiyat kepada Allah.
3. Jika manusia tahu bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Kaya,Maha Pemberi Ni’mat dan Maha Penyayang, maka ia pasti tak kan berputus asa dari rahmat Allah, selalu meminta hanya kepada Allah, dan senantiasa bersyukur akan ni’mat-ni’mat yang diberikanNya, dan senantiasaberbuat baik kepada sesame sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya.

Jumat, 25 Maret 2011

Rukun dan Syarat di Terimanya Ibadah

3. Rukun Ibadah
Rukun artinya tiang atau pokok, dan ibadah itu berlandaskan pada tiga pokok, yaitu
1. Mahabbah (cinta)
Cinta adalah salah satu pondasi agama. Cinta juga menjadi bukti kedekatan seorang hamba dengan Rabbnya. Cinta adalah ni’mat yang Allah berikan kepada hambaNya yang dikehendakiNya.
            Namun demikian, cinta kepada Allah tak cukup hanya terucap di bibir saja, cinta kepada Allah haruslah dibuktikan dengan amal nyata yaitu mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Dan ketaatan itu haruslah berlandaskan cinta yang tulus. 
2. Ar-Roja’ (berharap)
Sifat Roja’ (berharap) akan muncul seiring ada dan kuatnya cinta kepada Allah. Hamba yang mencintai Rabbnya akan berharap cintanya dibalas oleh Allah, jika ia beramal ia berharap amalnya di terima, dan jika ia berbuat ma’siyat dan dosa ia juga berharap Allah akan mengampuni dosanya dan memaafkan kesalahannya.  
3. Khauf (takut)
Sebagaimana cinta yang dalam dapat menimbulkan Roja’ (harapan), maka cinta itupun akan menimbulkan sifat Khauf (takut), yaitu takut jika cintanya kepada Allah tak terbalas, takut amalnya tak di terima dan takut Allah akan marah dan murka kepadanya,
Rasa khauf(takut) akan menimbulkan sifat mawas diri, berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam beramal.
Tiga pondasi ini yaitu Hubb (cinta), Roja’ (berharap) dan Khauf (takut), haruslah dimiliki saat beribadah kepada Allah, karena jika beribadah hanya berlandaskan Hubb saja, maka ia akan menjadi ZINDHIQ (Istilah untuk setiap munafiq, orang sesat dan pendurhaka). Dan orang yang beribadah hanya dengan roja’ saja, maka ia akan menjadi MURJI’ (orang murji’ah yaitu aliran sesat yang menyatakan bahwa amal bukan bagian dari iman, karena iman hanya dalam hari). Dan orang yang beribadah hanya berdasar Khauf 9takut) saja, maka ia akan menjadi HARURI’ (yaitu orang dari aliran Khawarij, aliran sesat yang menyatakan bahwa orang mu’min yang berdosa adalah kafir.
4. Syarat di Terimanya Ibadah
            Agar ibadah yang kita lakukan di terima dan menjadi amal shalih, maka ibadah itu harus memenuhi syarat-syarat berikut. :
Jika Ibadah yang dilakukan adalah ibadah Mahdhoh, maka syarat diterimanya ada 3, yaitu :
1. Niatnya ikhlas hanya karena Allah (Q.S. 98: 5)
2. Ibadah itu disyari’atkan (103:3)
3. Di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dan jika ibadah yang dikerjakan adalah ibadah ghoiru mahdhoh, maka syarat di teimanya ada 2, yaitu :
1. Ibadah itu disyari’atkan (103:3)
2. Niatnya ikhlas
3Amalnya termasuk amal shalih

Kamis, 24 Maret 2011

IBADAH

Pengertian dan Macam-macam Ibadah
      Ibadah adalah hakikat dan tujuan penciptaan jin dan manusia,
Dalam Q.S. 56 (Ad-Dzariat : 56)
وما خلقت الجن والإنس الا ليعبدون
Artinya : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”.
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah hanya kepadaNya.
1. Pengertian Ibadah
Ibadah menurut bahasa artinya tunduk dan merendahkan diri.
        Menurut istilah ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang di ridhoi Allah SWT,baik perbuatan maupun ucapan, yang zhahir maupun batin.
2. Macam-macam Ibadah
                        Secara umum ibadah dapat di bagi menjadi 2 macam.
1. Ibadah Mahdhoh
Yaitu jenis ibadah yang di syariatkan dan tata caranya sudah di tetapkan oleh Al-Qur’an maupun Hadist yang tidak boleh di tambah atau di kurangi. Seperti sholat,puasa, zakat,haji,dll.
        2.  Ibadah Ghoiru Mahdhoh
                        Ibadah ghoiru mahdhoh adalah ibadah yang disyari’atkan, namun tata cara pelaksanaannya tidak di tentukan waktu maupun jumlahnya. Seperti shodaqoh sunnah, membaca Al-Qur’an, dan mu’amalah sesama manusia.
            Dari 2 macam ibadah diatas, ibadah-ibadah juga memilki beberapa kategori, tergantung di tinjau dari dominasi anggota badan yang melaksanakannya.
Kategori-kategori ibadah itu adalah :
1. Ibadah I’tiqodiyah (keyakinan)
Ibadah I’tiqodiyah adalah ibadah yang berhubungan dengan keyakinan dan keimanan, seperti iman kepada rukun iman, dan iman kepada yang ghaib
2. Ibadah Qolbiyah (ibadah hati)
Ibadah qolbiyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan hati, yang tidak boleh di tujukan dan dimaksudkan kecuali hanya kepada Allah. Seperti Hubb (cinta), Tawakkal, Sabar, Khauf (takut), Roja’ (berharap) dan taubat.
3. Ibadah Lafzhiyah
Ibadah lafzhiyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan lisan. Seperti mengucap kalimat-kalimat thoyyibah, dzikir dan membaca Al-Qur’an.
4. Ibadah Jasadiyah (badan)
Ibadah jasadiyah adalah amalan-amalan ibadah  yang lebih banyak dilakukan dengan badan/jasad seperti ruku’, sujud, thawaf dll.
5. Ibadah Maliah (harta)
Ibadah maliah adalah amalan-amalan ibadah  yang lebih banyak dilakukan dengan sarana harta benda dan kekayaan. Seperti zakat, infaq dan shodaqoh, dll.
Walaupun ibadah diatas dikategorikan sesuai dominasi yang melakukannya, namun ibadah-ibadah itu dapat juga di lakukan dengan gabungan anggota badan yang melakukannya, contoh Ibadah Haji adalah hati harus meyakini bahwa haji adalah wjib bagi yang mampu, saat ibadah haji lisan terus mengumandangkan kalimat talbiyah (            لبيك اللهم لبيك     ) anggota badan melakukan amalan-amalan haji, dan
tentunya harta juga memegang peranan penting, sebagai ongkos dan bekal baik untuk yang pergi maupun untuk yang di tinggalkannya.

Rabu, 23 Maret 2011

PERUSAK SYAHADATAIN

7. Hal-hal Yang Membatalkan Syahadatain
            Yaitu hal-hal yang membatalkan islam, para fuqoha (ahli fiqih) telah menulis bab khusus yang diberi judull Bab Riddah (kemurtadan), dan yang terpenting ada 10.
a. Syirik dalam Rububiyah dan UluhiyahNya
b. Menjadikan perantara (wasilah) antara allah dan hambaNya
c. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan madzhabnya
e. Meyakini ada bahwa ad petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi. Atau meyakini ada hukum yang lebih baik dari hukum Allah.
f. Membenci suatu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah walau ia juga menngamalkannya
g. Menghina Allah, Rasul Agama Islam, pahala maupun siksa
h. Sihir dan perdukunan
i. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi kaum muslimin
j. Meyakini bahwa sebagian orang yang boleh keluar dari syari’at Nabi Muhammad
  1. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajari dan tidak mengamalkannya

Tauhid Uluhiyah juga disebut tauhid Ibadah, yaitu mengesakan Alloh dalam penyembahan dan peribatan serta permohonan.

Selasa, 22 Maret 2011

Cara Membuat isim Jama’ mudzakar Salim dari bentuk mufrod

 - Jika harokat akhir isim mufrodnya dhommatain (            )  atau beri’rob rofa’  maka cara membuatnya adalah :


1. Ganti harokat dhommatain (                 )  pada isim mufrod dengan  
    dhommah (               ) 
      سائح              Menjadi            سائح                         
      مقسط             Menjadi            مقسط             
2. Tambahkan wawu sukun (  وْ  )  dan nun fathah (  ن  ) setelah huruf
terakhirnya
سائح ون                   Menjadi            سائحون                               
- Jika isim mufrodnya berharokat fathah/ fathatain (            )  maka cara membuatnya adalah :
1.  Ganti harokat fathatain (         )   pada isim mufrod dengan kasroh (            ) 
      مديرا              Menjadi            مدير                          
    2. Tambahkan ya sukun (      يْ      ) dan nun fathah (     ن       ) setelah huruf
      terakhirnya,
       مدير ين                    Menjadi            مديرين          

- Jika isim mufrodnya berharokat kasroh/kasrotain (                  )   maka cara membuatnya adalah :
1.  Ganti harokat kasroh atau kasrotain (                  )   pada isim mufrod
dengan kasroh (            ) 
                            مشكور       Menjadi            مشكور                      
2. Tambahkan ya sukun (      يْ      ) dan nun fathah (     ن       ) setelah huruf
      terakhirnya,
مشكور ين            Menjadi            مشكورين                 
TABEL PEMBUATAN JAMA’ MUDZAKAR SALIM
Arti
Hasil Akhir
Perubahan II
Perubahan I
Mufrod
Yang selamat
سالمون
سالم ون
سالم
سالم
Sopir
سائـقـون
سائق ون
سائق
سائق
Pedagang
تاجرون
تاجر ون
تاجر
تاجر
Yang mendapat petunjuk
مهتدين
مهتدا ين
مهتدا
مهتدا
Pembimbing
مرشدين
مرشد ين
مرشدا
مرشدا
Orang yang sujud
ساجدين
ساجد ين
ساجدا
ساجدا
Yang di beri rizki
مرزوقين
مرزوق ين
مرزوق
مرزوق
Yang di puji
ممدوحين
ممدوح ين
ممدوح
ممدوح
Yang di cintai
محبوبين
محبوب ين
محبوب
محبوب